Tempat ibadah yang satu ini berada di RT 4 RW 12. Masjid Al-Ridlo
adalah hasil wakaf bersama masyarakat setempat, yang peduli akan
pentingnya beribadah. Dibangun pada sekitar tahun 1980an, mulanya bentuk
masjid ini sama seperti masjid-masjid pada umumnya.
Masjid ini mengalami renovasi pertama kali pada sekitar tahun 1990an, meliputi perluasan tempat pawestren dan pembenahan pada tempat-tempat yang butuh perbaikan.
Renovasi kedua berjalan pada tahun 2011. Pembongkaran total dilakukan, bentuk fisik masjid dirubah menjadi bentuk modern dengan penambahan menara Kudus tiruan. Arsitek masjid ini adalah Maryono, yang beralamat di desa Tumpangkrasak. Pintu-pintu dan jendela masjid berasal dari alumunium dan kaca, yang menjadi salah satu kesan modern dari masjid ini. Masjid ini terdiri dari 2 lantai, dan lantai kedua masjid ini mayoritas ditempati jamaah wanita pada hari raya. Lantai masjid ini terbuat dari granit, begitu pula dindingnya. Khusus pada dinding pengimaman, terbuat dari marmer.
Masjid ini mampu menampung sekitar 800 jamaah, dan pada hari raya mampu menampung sekitar 2000 jamaah. Dua buah menara tiruan turut menghiasi masjid ini di sisi utara timur dan utara barat. Menara inilah yang membuat masjid ini semakin menarik. Selain itu, menara tiruan ini juga berpotensi mendatangkan wisatawan mengingat di daerah Jepang juga terdapat Gapura Padureksan sebagai cagar budaya.
Masjid ini mengalami renovasi pertama kali pada sekitar tahun 1990an, meliputi perluasan tempat pawestren dan pembenahan pada tempat-tempat yang butuh perbaikan.
Renovasi kedua berjalan pada tahun 2011. Pembongkaran total dilakukan, bentuk fisik masjid dirubah menjadi bentuk modern dengan penambahan menara Kudus tiruan. Arsitek masjid ini adalah Maryono, yang beralamat di desa Tumpangkrasak. Pintu-pintu dan jendela masjid berasal dari alumunium dan kaca, yang menjadi salah satu kesan modern dari masjid ini. Masjid ini terdiri dari 2 lantai, dan lantai kedua masjid ini mayoritas ditempati jamaah wanita pada hari raya. Lantai masjid ini terbuat dari granit, begitu pula dindingnya. Khusus pada dinding pengimaman, terbuat dari marmer.
Masjid ini mampu menampung sekitar 800 jamaah, dan pada hari raya mampu menampung sekitar 2000 jamaah. Dua buah menara tiruan turut menghiasi masjid ini di sisi utara timur dan utara barat. Menara inilah yang membuat masjid ini semakin menarik. Selain itu, menara tiruan ini juga berpotensi mendatangkan wisatawan mengingat di daerah Jepang juga terdapat Gapura Padureksan sebagai cagar budaya.
No comments:
Post a Comment